SEJARAH
Asal Usul Kecamatan Labang
Awal mula nama Kecamatan Labang
Bangkalan ini bermula dari sebuah legenda dimana menceritakan bahwa pada waktu
Raja Demak yang bernama Raden Fatah berkuasa dan dengan kekuasaaannya pada
tahun 1478 - 1518, dia memerintahkan utusannya untuk menyebarkan Agama Islam ke
Pulau Madura, namun setibanya di Pelabuhan Kamal (yang dulunya antara Gresik
dan Socah), utusan raja tersebut merasa kebingungan dalam mencari pintu jalan
pintas menuju Pulau Madura.
Dengan meminta petunjuk dan
pertolongan kepada yang Maha Kuasa, akhirnya utusan tersebut mendapatkan jalan
yang lebih cepat untuk mencapai tujuan ke Pulau Madura tersebut, sehingga pintu
tersebut dinamakan "Labang" oleh masyarakat Suku Madura. Nama Labang
sendiri berasal dari Bahasa Madura yang berarti "Pintu”.
Konon karena desa ini tempatnya
dikelilingi oleh hutan belantara, dan untuk menuju ke desa ini hanya ada satu
pintu. Maka daerah itu oleh masyarakat sekitar dinamakan Labang, yang sekarang
menjadi salah satu nama kecamatan di Pulau Madura.
Asal Usul Desa kesek
Desa kesek merupakan desa diantara desa sekabungoh dan desa pangpong, wilayahnya dekat laut sehingga mayoritas mata pencahariannya adalah nelayan. Pemandangan jembatan suramadu terlihat jelas keindahannya bila dilihat dilokasi ini apalagi kalau malam hari dimana lampu jembatan suramadu yang berkilauan. Denah wilayah kesek ini berbentuk seperti huruf “ T “ dimana rumah warga bertemu di sekitar jalan raya.
Sejarah terbentuknya desa kesek konon merupakan kelanjutan dari seorang kapten pelaut yang terlangsir pada sejarah desa sekarbungoh yang pernah saya jelaskan sebelumnya. Konon kata sesepuh ada banjir besar yang menimpa pulau madura sehingga kapal yang terdampar di daerah sekarbungoh bergeser 1 km menuju desa kesek itu dimana kapal tersebuk terdiam didaerah tersebut yang bahasa maduranya “a kesek” dan ahirnya bernamalah daerah tersebut dengan nama kesek.
Hari demi hari berlalu dan mulai terlihat pembangunan rumah-rumah dan jalan-jalan disekitar daerah tersebut hingga jalan rel kereta api pun dibangun selama penjajahan belanda hingga saat rel tersebut masih termampang dengan jelas didaerah kesek ini. Yang paling menakjubkan hingga saat ini adalah kehadiran markas TNI yang terahasiakan yang tidak diketahui masyarakat lain.
Markas TNI tersebut dinamakan Batu Poron, konon banyak terjadi peristiwa-peristiwa aneh di batu pori itu. Nenek moyangku pernah bercerita ketika pulang dari melaut dan menelusuru batuporon beliau melihat jari-jari manusia yang mengikuti hingga perbatasan. Jumlah jari-jari tangan manusia diperkirakan puluhan, jari tersebut terus mengikuti hingga nelayan tersebut berusaha menangkapnya namun tak bisa ditangkap.
Peristiwa aneh lainnya yaitu pada saat mau melaut pernah diikuti ratusan itik ayam namun lagi-lagi si nelayan tak bisa menangkapnya. Setiba di pinggir laut batu pori dia bertemu seseorang yang mukanya tidak dapat terlihat yang menyuruhnya untuk menangkap ikan dipinggir saja kalau hasil tangkapannya ingin banyak. Jika nelayan tidak menghiraukan hal tersebut sehingga tidak ada ikan yang menangkap ikan di tengah tiba-tiba si nelayan mengingat kata-kata orang tadi dan mencoba menjaring dipinggir akhirnya menangkapnya banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar